favicon
Jadwal Kajian Rutin Ahlussunnah di Tasikmalaya
Lihat


Bahaya Riya dalam Beribadah

   
Bahaya Riya dalam Beribadah

Bahaya Riya dalam Beribadah

 



Riya adalah akhlak yang tercela, tidaklah muncul melainkan dari hati orang yang tidak memiliki ilmu tentang keagungan Allah ta'ala, kemuliaan-Nya, dan uluhiyah-Nya.

Riya termasuk dari perbuatan syirik kecil, yang akan meniadakan kesempurnaan tauhid. Allah ta'ala berfirman dalam sebuah hadits Qudsi, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu'anhu:

قال تعالى : أنا أغنى الشركاء عن الشرك من عمل عملا  أشرك معي فيه غيري تركته وشركه ( رواه مسلم)

"Allah tabaraka wa ta’ala berfirman: Aku sama sekali tidak membutuhkan sekutu dalam perbuatan syirik. Barangsiapa yang menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya (tidak menerima amalannya) dan perbuatan syiriknya.” (HR. Muslim no. 2985) 

Hadits qudsi di atas menjelaskan bahwasannya tidak boleh riya dalam ibadah, karena satu-satunya yang berhak diibadahi hanya Allah ta'ala, amalannyapun akan gugur dan menjadi dosa bagi pelakunya.

Riya dalam ibadah biasanya terjadi pada amalan yang terlihat, seperti: shalat, sedekah, dll. Jika dilakukan terus menerus maka perbuatan tersebut bisa berubah menjadi syirik akbar.

Oleh karena itu agar kita tidak terjatuh pada riya ada beberapa tips yang dapat kita amalkan, diantaranya:

1. Kita senantiasa mengingat keagungan Allah ta'ala dan kemuliaan-Nya, serta ikhlas dalam menjalankan ibadah kepada-Nya semata

2. Kita senantiasa mengingat kematian, sakaratul maut, dan mengerikannya hari akhir.

Di dalam sebuah hadits yang marfu Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam pernah mengabarkan kepada para sahabatnya tentang perkara yang paling ditakuti lebih dari fitnah Dajjal yang akan menimpa para sahabatnya yaitu syirik yang tersembunyi, kemudian Nabi shalallahu 'alaihi wasallam memberikan contoh tentang seorang yang shalat kemudian memperbagus shalatnya supaya dilihat oleh orang lain.

Sungguh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sangat takut jika hal itu menimpa para sahabatnya, padahal mereka adalah orang-orang yang kuat Iman dan amalnya, maka bagaimana mungkin ada orang yang tidak takut pada riya sementara kedudukannya jauh di bawah para sahabat.

Namun perlu diketahui bahwa tidak termasuk perbuatan riya jika seorang hamba melakukan amalan dengan ikhlas semata-mata hanya untuk Allah ta'ala, kemudian Allah ta'ala memasukkan rasa cinta kepada manusia dan mereka memujinya atas amalan yang dia lakukan, serta dia merasa senang atas hal itu. Karena ini termasuk kabar gembira yang di segerakan bagi orang yang beriman.

Dapat kita simpulkan, wajib bagi kita untuk menyerahkan semua amal ibadah kita hanya untuk Allah  ta'ala semata. Karena Allah ta'ala tidak akan menerima amalan kecuali dari orang yang ikhlas yang mengharapkan pahala dari-Nya serta mengikuti ajaran Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam, karena dua hal tersebut adalah syarat diterimanya sebuah amalan.

Tasikmalaya, 19 Rajab 1444H / 10 Februari 2023

Penulis: Al-Akh Salman al-Farisi hafidzhahullah
Muraja'ah: Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf al-Atsary hafidzhahullah

Link download file Pdf: https://bit.ly/3YlbxvH

Diperbarui
Tambahkan Komentar

Jazakumullahu khairan parantos sumping ka website Salafy ti Tasik.